Diriwayatkan dari Sayidina Ali ra dalam Kitab Nashoihul Ibad karangan Syekh Imam Nawawi bahwa “sesungguhnya amal perbuatan yang paling berat (timbangannya) ada empat diantaranya: memberi maaf ketika sedang marah, memberi sedekah ketika sedang kesusahan, menjaga kehormatan disaat sendirian dan berani menyampaikan kebenaran.
1. Memberi maaf ketika sedang marah
Marah emang tidak dilarang asalkan ada alasan yang logis dan berlandaskan agama. Namun, menahan amarah dan terlebih lagi memaafkan adalah kondisi yang sulit, dimana kita harus berhasil menguasai hati dan pikiran, membelokkannya 180 derajat berlawanan dengan apa yang kita rasakan. Sesuatu yang terdengar mustahil, dan tak mungkin dilakukan, sehingga pantas bila Sayyidina Ali ra menantu Nabi Muhammad SAW, menggolongkannya sebagai suatu amalan yang berat. Mungkin hanya orang-orang yang telah diberikan keimanan dan ketinggian akhlak yang sanggup melakukannya. Seperti Nabi Muhammad SAW, ketika dilempar batu, hinaan dan cercaan, beliau hanya berdoa mohon pengampunan untuk mereka yang menganiayanya. Bahkan hebatnya disaat kekejaman itu dialaminya, nabi tidak marah. Dengan demikian, sanggupkah kita melakukan ini, yaitu merubah hati yang sedang dalam kemarahan menjadi hati yang pemaaf.
2. Memberi sedekah ketika sedang kesusahan
Sebagian besar orang pasti akan mempertimbangkan untuk lebih memperhatikan kebutuhannya sendiri. Dan berpikir 1000 kali untuk berani mengulurkan tangan ke orang yang sedang kesusahan, ini juga merupakan situasi yang rumit yang butuh kelapangan dan kebesaran jiwa untuk bisa melakukannya.
3. Menjaga kehormatan disaat sendirian
Sebagian besar orang yang terbawa oleh hawa nafsunya disaat sendiri dan ingin melakukan kemungkaran, ia tidak sadar dan benar-benar melupakan bahwa Allah SWT juga menyaksikan apa yang akan diperbuatnya. Padahal Allah SWT tentu melihat segala apa yang telah kita lakukan, jangankan itu, isi hati kita saja Allah SWT tahu. Dalam hal ini, sejatinya kita malu kalau saat sendirian iman dan akhlak saleh kita malah kalah dengan ajakan setan.
4. Berani menyampaikan kebenaran
Berani menyampaikan kebenaran kepada orang yang disegani atau orang yang ditakuti, misalnya kepada penguasa, apapun alasannya, menyampaikan kebenaran kepada siapapun, sekalipun penguasa adalah WAJIB, meskipun hal itu pahit dirasakan.
Semoga dengan adanya materi ini yang telah di sampaikan, kita selalu diberi kekuatan dan hidayah untuk sanggup melakukan, atau setidaknya kita berusaha semampunya sambil senantiasa berharap pertolongan dan ampunan dari Allah SWT. amin